Love Beauty >> Cinta keindahan >  >> Kesehatan dan Kebugaran >> Masalah Wanita

5 Alasan Aborsi adalah Stigma Sosial



Setiap kali kata aborsi muncul di masyarakat, itu dianggap sebagai stigma sosial yang pamungkas, dan itu adalah salah satu dosa terbesar yang bisa dilakukan umat manusia. Lagi pula, bukankah hidup yang kamu ambil?
Secara ilmiah, banyak perdebatan yang dikemukakan orang tidak menonjol. Bagi banyak orang, aborsi mengakibatkan kematian bayi yang belum lahir, dan masyarakat seharusnya tidak pernah memiliki sudut yang lembut bagi seorang wanita yang menggugurkan anaknya. Berikut ini mungkin alasan mengapa aborsi dianggap sebagai kejahatan sosial yang serius oleh banyak orang.
Kematian
Secara harfiah, aborsi menyebabkan kematian bayi yang belum lahir. Persaudaraan sosial tidak pernah terbiasa menerima kematian, bagaimanapun datangnya. Pembunuhan seorang anak dalam kandungan mungkin merupakan cara yang mengerikan untuk menghukum anak tersebut karena kesalahan ayah atau keadaan ekonomi orang tuanya. Secara ilmiah, bayi tidak lahir sampai setelah dua belas minggu setelah kehamilan sehingga aborsi selama waktu ini tidak benar-benar mengambil nyawa.


Pembunuhan janin perempuan
Dengan meningkatnya jumlah aborsi dari tahun ke tahun, dilema pembunuhan janin perempuan juga meningkat tajam. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan kini telah membuat orang tua cukup diperlengkapi untuk melihat apakah anak mereka yang belum lahir adalah laki-laki atau perempuan melalui sonografi dll. Banyak dari kehamilan seperti itu mengakibatkan aborsi jika anak tersebut perempuan. Aborsi karena memiliki anak perempuan karena memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu memang merupakan pelanggaran yang dapat dihukum.
Praduga sosial
Ketika orang tua memutuskan untuk melakukan aborsi, masyarakat menimbulkan keraguan serius atas legalitas anak. Diduga kehamilan tersebut terjadi akibat hubungan tidak sah, maka dari itu pasangan tersebut menginginkan aborsi.
Kehamilan remaja
Sesuai dengan poin di atas, aborsi pada kebanyakan kasus dilakukan oleh gadis remaja muda. Kehamilan remaja umum terjadi di masyarakat kontemporer, dengan konsep seperti hubungan langsung semakin disensor daripada sebelumnya. Seorang gadis hamil muda yang belum menikah tidak pernah siap untuk mengambil tanggung jawab bayi, dan dengan demikian, dia diharapkan untuk menggugurkan bayinya. Tindakan pencegahan yang tepat perlu diambil untuk menghindari situasi seperti itu.
Akibatnya
Bila setelah aborsi bisa berakibat fatal. Ini menghasilkan tekanan sosial yang besar pada ibu, belum lagi perjalanan rasa bersalah yang dia sendiri alami. Di mata masyarakat, dia dianggap pendosa, apapun pendiriannya selama dia melakukan aborsi. Inilah alasan mengapa aborsi merupakan stigma sosial yang besar, terutama di banyak masyarakat tradisional.